Tuesday, January 26, 2010

Festival Nasyid Peringkat Negeri Selangor

Johan festival nasyid negeri Selangor, Nahwan Nur. Sumber gambar dari Pyan Saujana

Alhamdulillah 23 Januari 2010 lepas saya sempat ke UNISEL untuk menyaksikan festival nasyid peringkat negeri Selangor. 16 kumpulan turut bertanding terdiri daripada 8 nasyid moden dan 8 tradisional. Antara penasyid profesional yang turut hadir adalah Pyan Suajana, Azwan Far East, Bazli UNIC dan En. Ito Lara. Juri yang terlibat didalam festival ini adalah Ustaz Sahibul, abang Idzhar NOWSEEHEART dan bro Razin Mestica (sahabatku dari Timur).
Sebelum program bermula, saya sempat pekena bakso di gerai berhampiran bersama bro Razin Mestica dan abang Zaidi dari Wildan. Sememangnya mereka ini 'hantu' kepada bakso, maklumlah makanan dari Jawa. Thanks kepada abang Zaidi kerana belanja kami berdua. Abang Zaidi sebenarnya pengacara di festival tersebut. Kami sempat berkenalan buat kali pertamanya di gerai bakso. Mesra orangnya.
Diakhir majlis, persembahan penutup dari kumpulan Inteam dengan mempersembahkan 2 buah lagu iaitu 'Dia Muhammad' dan 'Allahu Rabbi'. Sungguh bertenaga walaupun dihujung waktu. Tabik spring juga lah. Selepas show Inteam, saya bergegas ke belakang pentas untuk bertemu abang Amin kerana berjanji ingin berjumpa tetapi dia sudah pulang awal kerana urusan kerja. Sempat dia SMS kerana hal itu. Sempat juga jumpa abang Rahim dan keluarga yang ingin berjalan-jalan katanya bersama Wish puteh kesayangan beliau. Bila la dapat naik Wish dia.

Friday, January 15, 2010

Pada Suatu Hari...

Pada suatu hari, seorang wanita bertudung pergi ke kedai baju untuk membeli sepasang baju kurung.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang wanita beragama islam yang berpakaian seksi. Dia memakai baju tidak berlengan dan mini skirt. Wanita itu mula-mulanya ingin bertanya tentang rupanya sama ada cantik atau hodoh. Walaupun wanita bertudung itu tidak suka akan cara wanita berpakaian seksi itu, tetapi dia tetap berkata CANTIK.

Selepas itu, mereka berbual. Apabila wanita bertudung itu menyebut nama ALLAH, wanita berpakaian seksi itu pun berkata "SAYA TIDAK PERCAYA ALLAH!"
Wanita bertudung itu hairan lalu bertanya.

Wanita berpakaian seksi itu menarik tangan wanita bertudung lalu menunjuk ke arah jalan raya. Wanita berpakaian seksi itu berkata "KALAU ALLAH WUJUD, TUNJUKKAN SAYA DI MANA DIA BERADA!
Wanita bertudung itu berhenti lalu berfikir.

Ketika itu, angin bertiup kencang. Wanita bertudung itu mendapat akal, dia berkata ¿KITA MEMANG TIDAK TAHU DI MANA ALLAH, TETAPI SAYA AKAN BUKTIKAN BAHAWA ALLAH ITU WUJUD.¿
Wanita berpakaian seksi itu melihat wanita bertudung itu sambil tersenyum.
Wanita bertudung itu kata, DAPATKAH KAMU MERASAKAN ANGIN YANG SEDANG BERTIUP KENCANG?
YE, KENAPA? Jawab si wanita yang seksi itu.

BAIKLAH, DAPATKAH KAMU MELIHAT ANGIN ITU? Tanya wanita bertudung itu.
SUDAH TENTULAH TIDAK. Jawab si wanita yang seksi itu.
YES! THAT'S THE POINT! Kata wanita bertudung itu dengan kuat.
AKU TAK FAHAMLAH Wanita yang seksi itu kelihatan buntu.
KAMU DAPAT MERASAKAN ANGIN, TAPI TIDAK DAPAT MELIHAT ANGIN ITU. SAMA JUGA DENGAN ALLAH, JIKALAU KAMU PERCAYA AKAN-NYA DAN CUBA MENJADI MANUSIA YANG SOLEHAH, KAMU AKAN MERASAKAN KEWUJUDAN ALLAH. Jelas wanita bertudung itu.
OK, SAYA AKAN CUBA MENJADI MANUSIA YANG SOLEHAH. TERIMA KASIH. Wanita berpakaian seksi itu senyum. Sejak hari itu mereka menjadi sahabat yang baik.

Tuesday, January 12, 2010

Teknik Pembuatan Lagu


Membuat lagu menjadi penting bagi sebuah kumpulan nasyid kerana tanpa ini mereka tidak memiliki karakter yang biasa ditonjolkan. Membuat lagu juga menjadikan kumpulan nasyid tadi lebih elegan terlihatnya karena ada produk mereka yang bisa dikemukakan kepada para penikmat nasyid. Meskipun tidak mutlak semua lagu dalam satu album harus dari kelompok nasyid tersebut, namun adalah kurang "pas" rasanya kalau dalam sebuah album ternyata tidak ada satupun nasyid yang diciptakan oleh kelompok nasyid tersebut.Dalam album SNADA ke-6 memang sudah banyak kontribusi dari para musisi lain, sehingga dengan demikian memperkaya khasanah nasyid di album tersebut. Dari perjalanan nasyid kami yang hampir 11 tahun ini, kami bermaksud membagi kiat beberapa pengalaman kami dalam membuat lagu/nasyid.

1. KENALI TUJUAN BERNASYID
Nasyid beda dengan lagu biasa khususnya pada muatan yang ingin disampaikan. Kalau pada lagu-lagu konvensional temanya lebih mementingkan pada hubungan "tidak fitrah" antar manusia, semisal tentang cinta, pacaran, seks, dan lain-lain, sebaliknya nasysid memiliki karakter khas yaitu liriknya bercerita tentang hubungan fitrah antar manusia dan hubungan asasi antara manusia dengan sang khalik. Selain itu hubungan manusia dengan alam juga menjadi tema yang bisa diangkat lewat nasyid. Kesamaan antara lagu konvensional dan nasyid hanya pada perenungannya dan kemudian menuangkannya ke kertas. Nasyid dan lagu sama-sama harus merenung (meskipun substansinya perenungannya pasti beda jauh) dan akhirnya akan ditransfer ke kertas. Sejauh ini tema nasyid memiliki kekhasan tersendiri yaitu mereka kebanyakan mengangkat tema humanis religius dalam hampir semua nasyidnya. Tema ini sangat luasnya sehingga semua kejadian bias dituangkan dengan tema besar ini. Karena nasyid bertujuan sama yaitu untuk berda’wah, maka tema inilah yang menurut kami paling cocok diambil oleh semua kelompok nasyid agar tidak keluar dari koridor nasyid menjadi hanya sekedar lagu.

2. CARI INSPIRASI DENGAN MENGASAH PERASAAN, RENUNGKAN DENGAN TULUS

Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam membuat nasyid adalah mencari Inspirasi. Inspirasi dalam nasyid hanya bisa didapatkan bila kita mau menghaluskan perasaan dan merenungkan semua hal yang akan ditulis menjadi lirik nasyid. Semua kegiatan bias dijadikan ajang untuk menghaluskan perasaan dan merenung dalam pembuatan nasyid. Coba perhatikan bagaimana sosok anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari ibu kota sehingga hidup terlantar dalam kemegahan kota… Ini bias dijadikan nasyid seperti halnya nasyid Alif Kecil. Perhatikan lagi sesosok orang tua renta yang penuh gurat masa lalu di wajahnya. Renungkan maka akhirnya jadilah nasyid Kisah Seorang Tua. Atau kekejaman di Bosnia, renungkan bagaimana nasib anak-anak, ibu,-ibu dan wanita disana, maka jadilah Album Airmata Bosnia, dan lain-lain. Cobalah renungkan dengan tulus sehingga seolah hal itu terjadi pada diri kita. Jangan lupa segera tuangkan setiap kata yang keluar dari kepala dan hati kita apapun bentuknya ke kertas, kemudian baru diurut jalan pikirannya.

3. BUKA QUR’AN DAN KISAH-KISAH TELADAN LAINNYA

Perenungan juga bisa didapatkan dengan membuka ayat-ayat suci Al-qur’an, karena didalamnya sangat banyak pelajaran yang bias diambil. Renungkan (tadaburi) dengan baik sehingga akhirnya akan muncul inspirasi. Kisah-kisah teladan para sahabat rasul, ashabul kahfi dan kisah teladan lainnya juga bisa menghasilkan sebuah inspirasi tersendiri. Jangan pernah bosan mengikuti kisah-kisah tersebut.

4. BUMBUI DENGAN NUANSA

Setelah kita mulai menuliskan lirik nasyid tersebut langkah yang bisa dilakukan adalah membumbui lirik tadi dengan nuansa yang akan kita kemukakan dalam nasyid tersebut. Terkadang kita menginginkan nasyid yang bernuansa heroik tapi ketika merenung dan menuangkan ke kertas ternyata nuansa yang tertanam adalah keharuan. Maka menurut kami perlu direvisi kembali lirik tadi sehingga pada akhirnya bisa ditangkap nuansa yang dikehendaki dari nasyid tersebut.

5. BERLATIH TERUS, GUNAKAN ALAT UNTUK MEMBANTU

Kalau sudah berhasil dengan satu nasyid jangan berhenti, namun lakukan terus. Ciptakan perbendaharaan lirik sebanyak-banyaknya sehingga kita menjadi terbiasa dan semakin lihai membuat lirik nasyid. Kalau memang pada saat membuat lirik kita juga sudah punya cara melantunkannya lakukan secepatnya, jangan terlanjur lupa. Gunakan alat bantu seperti tape recorder untuk merekam nasyid tersebut. Agar baik rekamlah beberapa kali sambil mencocokkan nuansa dari nasyid tersebut. Kalau bisa menggunakan alat musik, agar nasyid yang dibuat tersebut chordnya masuk atau sesuai dengan apa yang kita kehendaki gunakan alat musik tertentu dan rekamlah, sehingga kapan waktu dibutuhkan bisa diputar kembali rekaman tersebut.

6. BAHAS DENGAN REKAN SATU KELOMPOK

Setelah kita selesai menciptakan nasyid tersebut, bahas lagi dalam kelompok nasyid kita bagaimana kira-kira tanggapan dari rekan yang lain. Kemudian baru lakukan aransemen sehingga jadilah nasyid yang baik dan bisa dilantunkan bersama dengan kelompok nasyid tersebut.

Penasyid Adalah Daie Dan Murabbi

Sekadar Hiasan
Usaha berterusan perlu dibuat untuk meningkatkan kualiti dan keberkesanan nasyid sebagai media hiburan dan pendidikan. Kualiti nasyid mesti dipertingkatkan dengan menambah nilai (‘add value’) pada elemen-elemen utamanya seperti lirik, melodi dan alat-alat muzik dan yang lebih penting elemen kemanusiaannya – yakni mereka yang terlibat dalam proses penerbitannya seperti penasyid, komposer, penerbit, pemuzik dan penulis lirik.
Semua pihak perlu rajin dan kreatif membuat R&D – mencari nilai saintifik, artistik dan autentik untuk memantapkan nasyid. Kreatif tapi tetap bertunjangkan syariat. Inovatif tetapi terus beradab. Cuma diingatkan, apa yang ada dalam diri penasyid itulah yang akan lahir sebagai produknya. Mudah-mudahan dijauhkan daripada terpaksa berlegar-legar pada idea yang telah “direcycle” berkali-kali. Carilah “rasa hati” baru yang segar, murni dan benar-benar sejati untuk diberikan pada masyarakat! Jika kita tulus, nescaya jalan kita lurus (dipermudahkan). Insya-Allah!
Hakikat ini wajib disedari oleh kumpulan-kumpulan nasyid dan kini begitu ghairah mengorak langkah pembaharuan, perubahan, peningkatan serta kepelbagaian dari segi melodi, lirik, alat muzik, stail dan imej diri. Apakah usaha mereka ini telah menemui ‘track’ yang betul atau sekadar tercari-cari dan akhirnya terpaksa melakukan pusingan U semula – kembali ke asal? Wallahua’lam.
Atau sedikit demi sedikit mula tersasar dalam eksperimen yang dianggap ‘menjadi’ (tetapi terpaksa menggadaikan nilai-nilai yang lebih murni) dan di hujung nanti berakhir dengan tragedi – dunia dan akhirat melepas! Atau keperibadian turut luntur dan terbentur dalam asakan dan godaan cara hidup hedonisme hingga turut terbawa-bawa dalam arus budaya popular tanpa sedar jati diri sendiri (sebagai daie dan murabbi) semakin terhakis? Fikir-fikirkanlah, atas dasar sayang kita mengingatkan, atas dasar kasih kita turut membimbangkan.


Sumber lengkap : Genta Rasa

Monday, January 11, 2010

Menyambung Pengajian Di Hujung Perjalanan

Syukur kepada yang Maha Esa kerana diberi peluang dan ruang untuk saya terus mara. Pengajian yang banyak pancaroba dan dugaan dunia akan terus terlaksana selagi namanya belajar. "Usaha tangga kejayaan" dan "Tidak pernah kenal erti gagal" itu yang sering kita dengar dan akan terus terpaku dihati saya buat inspirasi saya selamanya. Doa ibu bapa juga penting dan ini membuatkan saya terus memohon restu ibu bapa selagi mereka masih bernyawa. Panjangkan umur mereka, berbahagialah mereka serta permudahkan urusan mereka didunia ini. Ameen.